[You must be registered and logged in to see this image.]PADANG, Berita Terkini - Kematian dua orang narapidana anak di dalam sel Mapolsek Sijunjung
Sumatera Barat, yaitu Budri M Zen dan Faisal Akbar menuai protes dari
pihak keluarganya.
[You must be registered and logged in to see this image.] Yusmanidar
selaku orang tua korban kakak beradik tersebut, Sabtu (7/1/2012)
melaporkan dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oknum aparat keamanan
ke LBH Padang guna mencari kebenaran dan keadilan hukum.
Pihak
keluarga sengaja mendatangi kantor LBH Padang untuk mencari kebenaran
dan keadilan hukum dikarenakan pihak kepolisian telah memberikan
pernyataan bahwa kematian Budri M Zen dan Faisal Akbar meninggal akibat
bunuh diri di dalam Mapolsek Sijunjung pada 28 Desember 2011. “Sedangkan
pihak keluarga tidak pernah diberitahu oleh aparat kepolisian dan hasil
otopsi kedua jenazah yang menyatakan mereka meninggal akibat bunuh diri
belum diterima pihak keluarga,” tutur Yusmanidar.
Yusmanidar
meyakini bahwa kematian kedua anaknya disebabkan oleh adanya tindak
kekerasan oleh oknum polisi terhadap kedua korban. Pasalnya, sebelum
kedua tahanan kakak beradik tersebut meninggal, mereka telah
memberitahukan keluarga bahwa selama di dalam sel tahanan mendapatkan
tindakan kekerasan oleh oknum polisi.
Kecurigaan
anggota keluarga makin menguat saat menemukan tanda-tanda kekerasan
pada tubuh Faisal dan Budri M Zen, seperti leher patah, rahang patah,
gigi rontok, tangan patah, paha kanan patah, badan lebam, membiru di
pinggul, dan jempol kaki pecah keduanya. Selain itu juga, pihak keluarga
korban mengaku bahwa sampai saat ini belum menerima hasil otopsi dan
foto dokumentasi kedua korban saat tewas tergantung, serta tidak adanya
olah tempat kejadian peristiwa (TKP) dari pihak kepolisian.
“Kami
dari pihak keluarga sangat menyesalkan dengan adanya pernyataan Kapolda
Sumbar yang mengatakan bahwa kedua korban murni bunuh diri. Pihak
keluarga korban telah menyerahkan kuasa kepada LBH Padang untuk melihat
hasil otopsi dan kelanjutan kasus tersebut.” pungkasnya.
Sementara
itu, Koordinator Divisi Pembaharuan Hukum dan Peradilan LBH Padang,
Roni Saputra, mengatakan kejanggalan-kejanggalan yang didapat dari pihak
keluarga korban dapat menjadi kunci untuk mengungkap dugaan-dugaan
tindakan kekerasaan oknum polisi terhadap kedua korban narapidana
tersebut.
“Selain
itu juga, LBH mencurigai hasil otopsi yang disampaikan oleh Kapolda ke
media. Pasalnya, pihak keluarga korban sampai saat ini tidak diberikan
hasil otopsi oleh polisi maupun rumah sakit. Untuk itu, LBH berjanji
memprioritaskan pendampingan kasus tersebut sampai ditemukan kebenaran
dan keadilan.” tegas Roni.
Sebelumnya,
dua orang tahanan yang mendekam dalam sel Polsek Sijunjung dari tanggal
21 Desember 2011, Faisal Akbar diduga melakukan pencurian kotak amal
masjid saat sholat Jumat, sedangkan Budri M Zen diduga melakukan
pencurian kendaraan bermotor. Mereka diketahui meninggal oleh pihak
keluarga hari Rabu, tanggal 28 Desember 2011, dari pengakuan polisi
keduanya meninggal murni bunuh diri.
Polda
Sumbar saat ini masih memeriksa sembilan anggota Polres Sijunjung yang
diperiksa di Propam Polda Sumatera Barat. Pemeriksaan telah dilakukan
dari 05 Januari 2012 dan diperkirakan pemeriksaan tersebut akan
berlangsung dalam kurun waktu satu bulan. (St)
Terima
[You must be registered and logged in to see this image.] Tolak
[You must be registered and logged in to see this image.] 
Subyek: Hot News - Sijunjung, Sumatera Barat 
